Prinsip Kerja Penangkal Petir
Petir merupakan fenomena alam yang selalu menghantarkan muatan listriknya ke bumi tanpa kendali dan dapat menyebabkan kerugian harta benda dan bahkan nyawa manusia sekalipun. Apabila aliran listrik akibat sambaran petir mengalir melalui tubuh manusia maka organ tubuh yang dilaluinya akan mengalami shock (terkejut).
credit: http://m2mexacta.blogspot.com/
Arus tersebut dapat
menyebabkan terhentinya kerja jantung. selain itu efek rangsangan dan panas
akibat dari arus petir pada organ tubuh dapat juga melumpuhkan jaringan otot
bahkan bila energinya terlalu kuat dapat menghanguskan tubuh manusia.
Petir telah banyak membuat kerugian pada
manusia dan kerusakan pada peralatan sejak dulu. Semakin banyaknya pemakaian
alat elektronik dan peralatan tegangan rendah saat ini telah meningkatkan
jumlah statistik kerusakan yang ditimbulkan oleh pengaruh sambaran petir baik
langsung maupun tidak langsung.
Manusia merasa terancam dengan adanya
fenomena alam tersebut. Maka dari itu
manusia berusaha menciptakan sebuah alat yang dapat menghindari sambaran petir
yang dapat merusak atau bahkan menghilangkan nyawanya sendiri. Bila kita
melihat atau sedang terjadi hantaran petir sebaiknya kita menghindari tempat
yang terbuka dan basah.
Penangkal petir
adalah perangkat yang digunakan untuk menyalurkan listrik dari petir ke tanah.
Penangkal petir diperlukan agar aliran listrik dari petir bisa ‘dijinakkan’
sehingga tidak membahayakan struktur atau makhluk hidup.
Alat ini sering disebut pula sebagai
konduktor petir atau batang Franklin. Penangkal petir secara luas digunakan di
seluruh dunia sebagai sistem perlindungan petir. Penangkal petir dianggap efektif karena
mengurangi kerugian terkait kebakaran dan kerusakan struktural akibat sambaran
petir. Alat ini umumnya terbuat dari logam, idealnya logam yang sangat
konduktif seperti tembaga.
Ketika petir menyambar logam tersebut,
listrik akan disalurkan melalui kawat menuju ke tanah (grounding). Penangkal
petir bekerja dengan mengalihkan listrik dari struktur bangunan yang rentan.
Itu sebab, alat ini lazim dipasang di atap bangunan.
Cara kerja penangkal petir adalah saat muatan
listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik
positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat
naik melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang penangkal petir.
Ketika muatan listrik negatif berada cukup
dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan
positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif.
Gambar 3. Cara Kerja
Penangkal Petir
Pertemuan kedua muatan
menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah,
melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan
tetapi dinetralisirkan kedalam tanah. Penangkal petir harus dihubungkan dengan
kawat atau kabel yang akan langsung menyalurkan energi listrik ke tanah,
alih-alih merambat melalui
kabel telepon atau listrik yang bisa memicu kebakaran. Benjamin Franklin merupakan
orang yang diakui sebagai penemu penangkal petir.
Franklin melakukan sejumlah eksperimen dengan
petir, termasuk menggunakan layang-layang yang dicanteli kunci. Dia merupakan
ilmuwan yang sangat tertarik mengeksplorasi petir dan listrik. Menyadari bahwa
petir merupakan ancaman besar, Franklin datang dengan ide penangkal petir yang
kemudian langsung melejit kepopulerannya.
Ratusan tahun kemudian, orang masih
menggunakan desain dasar yang ditemukan Benjamin Franklin. Ada beberapa
perdebatan bagaimana bentuk ujung penangkal petir. Penangkal petir rancangan
Franklin berbentuk seperti jarum raksasa dengan ujung yang lancip. Banyak orang Amerika menyukai desain ini
karena dianggap sangat efektif. Namun, sebagian desainer Inggris berpendapat
bahwa penangkal petir akan lebih baik jika ujungnya berbentuk bola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar